Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Seseorang

Gambar
Seseorang Berteman bulir-bulir mimpi Terjamahlah bingkai-bingkai suci Terbias sebuah kilasan arti Mengapa nuansa menguasai diri?             Tarikan napas yang mengisi Menipu dengan segala misi Berharap kau tak ketahui Betapa jiwa ingin memeluk hati Tertutup sebuah makna tersembunyi… Debaran yang terkubur sunyi… Ungkapan yang termakan sepi Denyut yang meradang sendiri Rindu yang halus terpatri… Kuraih keputusan ini, walau berujung teka-teki Demi seseorang, senja yang kunanti…                           

Terpendam

Gambar
Terpendam      Ayah begitu polos. Ia manusia paling jujur yang pernah ku kenal. Entah mengapa, aku bisa menyimpulkan kepribadian yang begitu lekat dengan sosok ayah itu lewat petualangan yang pernah ia lakukan di sebuah pulau terpencil bersama kelima teman kantornya. Rencana petualangan itu telah mereka susun sejak setahun lalu dan baru direalisasikan beberapa minggu yang lalu. Seolah tak ingin menyimpan kisah petualangannya sendirian, ayah berantusias menceritakan seluruh kegiatannya yang menguras seluruh tenaga dan lembar demi lembar kertas di dompetnya padaku tanpa mempedulikan rasa lelah yang dialaminya kala itu. Bisakah kalian membayangkan bagaimana gaya dan cara ayah bercerita dengan begitu antusias walaupun noda lumpur di wajahnya masih begitu lekat dan tidak terlebih dulu menyempatkan diri untuk bersih-bersih ? Semoga kalian bisa membayangkan bagaimana kusutnya penampilan ayah.   “Dion, kamu harus dengar kisah petualangan ayah ini baik-baik…” Ayah memintaku untuk