Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Ingatan

Gambar
Waktu menggiring ribuan tanya. Tanda tanya yang berderap tengah berseru. Bagaimanakah Indonesia di detik dini, hari ini? Dan riuh tanya mengais setiap jawaban Korupsi membidangi tanda tanya. Pembunuhan membayangi tanda tanya. Ada apa? Ada apa dengan Indonesia? Tanda tanya menjadi setiap ingatan. Kenangan yang membujur antara kita. Dan pasukan darah di ribaan bendera. Bambu runding dan senjata api yang jadi perhiasan bumi. Mereka adalah saksi. Indonesia adalah pemuda. Yang punya api dan hati nurani Yang bergabung sebagai pasukan darah, Pembawa denyut kebenaran dan kemerdekaan. Pembawa jawaban dari setiap tanya yang diam. Indonesia butuh hati, bukan janji tak pasti. Indonesia adalah cinta Persatuan jiwa-jiwa merdeka. Yang enggan mati rasa, namun menjadi cahaya. Yang menjadi tangan kanan para bunga bangsa. Yang mengandalkan perjuangan sebagai denyut nyata dalam menggapai asa.

Bertanya Pada Tuhan

Tuhan, inilah tanyaku. Tentang rindu yang membisu. Akar hidup yang tak tergambar dalam lukisanku. Kata yang terdiam, mengerak dan bergegas membatu. Tuhan inilah tanyaku. Tentang riak-riak nadi. Yang mengundang air mata yang mati. Sudut detak yang mengalir, diiringi riuh mimpi. Tuhan inilah tanyaku Tentang asa yang membumbung menantang. Asap dari angan yang membungkus masa. Bergerak tanpa himpitan kekang. Harapan dari sekian daya yang datang. Tuhan inilah tanyaku, Akan luka yang membiru, Kisah pelik tentang pilu. Napas yang terhembus berupa ragu. Akankah aku dapat membuangnya tanpa menunggu? Lalu apa jawabMu? 8-4-16

Pulang

Gambar
Terima kasih. Dua kata itulah yang muncul setelah balon terakhirmu terbang tinggi. Dua kata itu terucap dengan lirih, tanpa suatu beban yang tersembunyi. Batu-batu dalam sendimu seolah mati. Badanmu, jiwamu, matamu, duniamu, tengah ada disini. Di antara rerumputan dan pepohonan yang berdiri teratur mengelilingi kita. Di kolong langit, yang terkadang terik, namun terkadang pula, begitu teduh. “Kamu selalu menjadi orang yang paling mengerti, Tantra” Suaramu bergetar bersama rangkulan udara. “Berusaha untuk mengerti dan memahamimu bukan keinginanku, May. Lebih dari seluruh keinginanku, aku mau untuk memahamimu...” kataku tak pernah panjang lebar. Kamu tahu bagaimanakah aku dan seluruh kemauanku untuk berada di tempat ini, saat ini, bersama seluruh harapan yang hidup pada waktu ini. “Termasuk kekanak-kanakanku?” “Apapun itu. Asal berada pada tahap yang wajar. Tidak semua orang suka balon. Dan balon bukan hanya diperuntukkan bagi anak-anak...” tanggapanku ditanggapimu deng