Ada
Malam beranjak muram, tiap sudut langit beranjak kelam Waktu menatap kejam, detik bergegas terdiam Bunyi dedaunan berisik bersiulan, tertawa sejenak lalu bergumam Sebuah patung terduduk meredam, sesal yang tak jua padam Himpunan kata yang menepi, ucapan yang tak tergali Tanya yang bergema di kala waktu menyimpan suatu mimpi Simpul yang melonggar melukis penyesalan dini Sadari keberadaan suatu bayangan diri, keganjilan yang mengunci kekuatan Serpihan duri yang beriring pergi Bilahan ragu yang terkikis, gugur dan mati Berdampingan dengan tiga puluh sembilan daya yang penuh nyali Terpaku menikmati kemurnian sepi