Rapsodi
wahai jemari yang menjadi saksi, pastikan romansa ini bukan hanya mimpi, wahai kedua mata yang membelah bumi, terkatakan sudah janji di atas bahtera, saat jiwa bukan lagi dua namun satu di nuansa, . . . pelangi yang bertahta, bahagia yang menjadi rasa di cerita, dua permata di atas perjuangan air mata, samudera yang menanti suatu muara, . . . angan yang bersuara, kenyataan yang kian membela, insan yang sempurna di atas setiap luka, berlaga mengarungi semesta, yang tajam dan siap untuk tertawa, . . . tak perlu berandai untuk menggenggam tanganmu di sana, di antara bunga dan altar yang menjemput setiap gelora, surga yang kita susun bersama, rapsodi yang bebas mencinta di kibaran asmara . . .