Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

alasanku pergi....

Gambar
tak apa bila harus melangkah ke tepi, melangkah pergi dan berdiri sendiri, duduk menanti dan mencari yang diingini, tanpa harus memaki dan menghakimi setiap mimpi yang dimiliki. tak apa bila harus merangkak kembali, tak apa bila harus jatuh sekian kali, perjalanan ini bukan tanpa halangan di mataku kini, menerima pertanda dan suratan di awal dan akhir cerita ini. tak apa bila harus memahami lagi, harus mengalah lagi dan kecewa lagi, alam ini punya sisi paling alami, dari sekian rupa yang hidup namun hatinya mati. #TAYD2020

Sebelah Mata

Gambar
Ingat, Mereka bukan neraka sebagaimana kau kira. Mereka bukan sampah yang dihindari mata. Pesan ini tak biasa, Bagi mereka yang punya hati namun tertutup gelap rasa, Yang tersulut oleh perkataan tak tertata, Inilah rasa bagi mereka yang mengagungkan sempurna. Mereka yang kau pelajari dengan sebelah mata, Mereka yang terpandang sebagai yang tak sempurna, Selalu belajar menjadi ada yang sebaik-baiknya, Namun sayang terbuang oleh aroganmu yang mengada-ada. Tutur ini tak sembarang untuk ada, Yang hinggap di liang-liang hari kita, Yang akan selalu menjadi malam yang hitam, Jangan sampai menyesali kekekalan sebuah kelam. Beri mereka ruang untuk bicara adanya. Beri ruang pada rongga mata untuk melihat dan percaya. Tuhan tak mendoakanmu jadi pendusta dan berbohong soal kata, Berilah mata pada setiap cerita mereka, Sajikan hati bagi mereka yang merindukan tertawa, Bagi mereka yang merindukan cinta luar biasa.

Terbaikmu

Gambar
Taring pada bingkai jendela, Belum nampak namun tergoda untuk tiada, Taring setingkat rasa kecewa, Yang tajam dan membuat manusia bertanya : Saya punya peran apa? Sembunyi-sembunyi tak berani pandang muka, Berdiang di pelataran saja tak berani menginjak bilik rasa, Anggap diri miskin adanya, padahal ada surga di balik bola mata, Terkadang bertanya pada sanubari : Bagaimana bentuk masa depan saya? Sungkan angkat jemari di atas dada, Terbaik bukan rusuk pada lembar cerita, Penjara adalah awal mula dari sebuah ritus hampa, Di mana siapapun merasa ada sesuatu yang papa, Padahal ada cahaya yang terpancar dalam sukmanya. Beristirahatlah semua prasangka, Bersandarlah pada keyakinan yang kau anggap jiwa, Terbaik bukan tanpa langkah pertama, Ia lahir bukan tanpa rencana. Kau harus siap jadi arsitektur setianya. . . .

aku ingin menulis tentang dia.

Gambar
bola matanya adalah buku cerita tentang rasa, tentang segala dalam pikirnya, tentang sekumpulan bunga pada bilah raganya, tentang duri pada sebagian rusuknya. . dia kurang pandai berbohong, lebih baik baginya untuk bermukim di lorong, menyimpan mentarinya di kolong, sampai di ujung lelahnya, ia merongrong. . dia adalah buku cerita aneka warna, sewaktu-waktu menjadi ruang berbeda yang melepas petaka dengan tertawa, sewaktu-waktu menjadi luka yang siap merana, hingga diingatnya cinta yang siap menopang jiwanya. . dia bukan puisi tanpa majas di kata, selalu ada yang tersembunyi dari tirai tawanya, yang selalu memberi tanda, sebuah kerumunan dilema, yang memberi sepersekian nuansa pada titik jenuhnya, yang mengaku menjadi pemeran utama, . dia adalah buku cerita tentang asmara, yang ku tulis dengan tinta sederhana, dari balik medan yang tak mungkin berada. . . .