Postingan

26 Juni 2020

Gambar
Aku, Anak sulung yang belajar merantau ke negeri orang Dengan denyut jantung tak terbilang, Dengan waktu yang dibiarkan tak lekang, Merasakan langkah yang berangsur tenggelam dan berani berenang Tidak pernah muncul di angan tentang tiket pesawat di tangan Menghitung jejak hingga pada akhirnya mampu mengeja awan Terduduk lemas dan berdoa sekuat-kuatnya Mengajak diri untuk sadar, Sepasang sayap sedang pelan-pelan terbang Tanda tanya berkeriapan di udara Tentang bagaimana cerita tercipta, akulah penulisnya, Aku, menjadi manusia yang belajar untuk percaya, Aku, sedang melangkah pergi dari Jogja dan melambaikan sampai jumpa Selasa, 2 Agustus 2022

Jatuh Padamu

Gambar
Tujuan. Perasaan dan tumpuan. Sekali saja tidur dalam pelukan. Bungkam mulutku karena rayuan. Pilihan di ruang belakang, Sembunyi dan tetap dikekang, Ombak tak semudah itu hilang. Jatuh padamu semacam ruang. Rindu padamu sebagaimana tulang Mengeja aromamu adalah mengulang Ingatanmu di antara remang. Bagaikan dilumpuhkan...dirangsang Kau bermimpi sambil mengerang, Tubuhku bermandikan kejujuran, Memikirkanmu, aku di awan. Tabu bagaikan desah permukaan. Akankah Tuhan izinkan? Kau bukanlah sebagian. Raga Jiwa dan dirimu di dalamnya adalah segenap keseluruhan.

bersabar

Gambar
ada jalan untuk pergi ke sana mungkin kita butuh waktu untuk menjangkaunya. ada jalan untuk hadir di sana, tak bisa hari ini pun tak apa. setiap manusia sudah dianugerahi keadilannya... entah kapan bulan tibanya. sebenarnya tinggal menunggu saja walau sejujurnya tak sabar sudah di angkasa. ingin sekali tapi tak bisa... tak apa terpaku sekarang... mencari tumpangan lain untuk menuju padanya ingin sekali tapi sungkan mengatakan... tak apa, dialami saja, nanti ada jalan ingin menjadi hembusan angin, yang dingin sekaligus menghangatkan yang diam dan menjadi api yang menjanjikan yang membara dan menghujani diri dengan suguhan nuansa. yang menggerakkan dan menyembunyikan yang menyembuhkan dan melegakan, yang sejujurnya terus bergerak dalam tekanan yang terus bercerita bertemankan kenyataan. menerima seluruh perasaan dan harapan yang akan atau takkan jadi kenyataan. (akhirnya kita bisa bertemu)

Tanggal Satu.

Gambar
aku siap lebih awal, untuk mengulang, sesekali mengenang, apa yang sesekali tergenang. aku siap lebih awal, untuk mengingat apa yang sesungguhnya diam tenang, mengalah sembari terus berenang, izinkan aku kembali melihat kunang-kunang. aku siap lebih awal, untuk sekali lagi terguncang, untuk sekali lagi tercekat dan terkekang untuk lebih siap menghilang... aku siap lebih awal, untuk mengawal segala perasaan, kesiapan untuk menahan. atau melepaskan... Infinity, 2021

Masih di Pikiranku.

Gambar
masih dipikiranku kamu. yang entah selalu biru. yang bertahan dari balik asli suratanku dan suratanmu. yang diam di sini tanpa tahu apa yang Tuhan mau. masih dipertahananku ketidakmungkinanmu yang bersemayam di lautanku, yang bertahta di ujung malamku, yang ragu di muka dan di akhirku, sepertinya masih akan sama daftar hadirmu... yang ditimbang dengan kepastianmu, yang terkadang kuragukan dalam setiap doaku yang takkan mungkin berharap dengan kesatuan ragamu...

doa pagi

Gambar
teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi pagi. terima kasih atas ringannya tubuh ini setiap hari. tak perlu ada lagi ketegaran yang menjadi jadi. tak ada jadwal untuk lebih kuat dan membuang air mata sendiri. teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi siang terima kasih untuk segala luka yang sebentar tak terngiang, yang sebentar hilang, entah kapan lagi akan menerkam datang. yang sebentar menjadikanku remang. teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi malam. semoga terang datang dan menghalau kelam. tak ada yang suram pada temaram. hari ini keamanan harus padam, diganti aku yang belajar tenggelam. akankah kehidupan ini berujung kembali tersulam?

.mahligai

Gambar
Degup di sanubari Namamu berdiang di nurani Menyuarakan apa yang kau genggam kini Asmara bukan lagi di puncak mimpi Fajar menanamkan bahagia Kala ragamu mengisyaratkan jawabnya Saat janji tawarkan bahagia bagi jiwa Jari manis yang terpaku di atas seluruh rasa Kau dan aku, ditakdirkan diam dan laga Candu bukanlah keliru Nafasku dan nafasmu berburu Gemintang di sekujur darahmu Mendidih getar nadiku Mahligai kian merenda Insan yang bukan lagi dua Satu bukan hanya janji di ujung kata Aku,kau dan surga Aku,kau dan cerita kita, DijadikanNya selamanya.