19




19
Angka berwujud ruang.
Dimana terlibat kalimat sastra.
Batu bata romantika dan pagar canda.
Terduduk lalu tersulut api lilin putih,
Ia berujar tanpa peranan kata.

19
Yang giat mengetuk ruang lain.
Yang jatuh tersungkur,
atau hampir lenyap,
menghablur ataupun menarik sisi.
Ia tiba tanpa pelita, tanpa rencana gila.

19
Tersandar pada ranjang berbekas.
Kekangan dan cemooh yang tak jua lepas.
Air mata yang membatu, dimana selalu terlahir ragu.
Dan setiap roman hidup, mengalir dan mendayu.
Sejarah dari luka yang menunggu.

19
Yang bercinta dengan titik temu.
Memeluk keras jalanan yang ia rindu…

/Semarang\ 9 April 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)