Langit pun Berdialog



Dialog itu berlangsung antara aku dan kamu.
Tenda-tenda langit kian membiru,
Sang Bangku jadi teman dan saksi bisu.
Aku banyak bicara tentang manusia,
Dan betapa jiwa tak berhenti berefleksi mengenai rasa.
Awal dari kesukaanku pada kata peka.
Cinta yang muncul dan siap kujelang.
Didampingi mimpi, kuyakini nilai yang gemilang.
Bersamamu, dongeng waktu lalu, bisa kupandang.
Mengenalmu, langitku yang pandai berdialog.
Mengasahku tuk tersadar dan lebih tahu.
Kupunyai kata demi kata yang tersamar dalam duniamu.
Inilah simbol yang pantas menjadi rangkai duniaku.
Disitulah cinta yang mengawali cinta, dimana…
pada kenyataannya, aku berjalan mesra dengan keindahannya.
Berubah bersamamu adalah anugerah.
Dan kini, bersama timbunan dimensi yang kian meninggi.
Aku dan kamu menggali tanah yang berusaha tuk bersemi.

. . .


Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)