Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)
Dulu, aku memandang sebuah salib sebagai suatu hal yang sulit untuk dipikul. Dulu, aku memandang bahwa salib adalah seluruh perasaan menyiksa yang membuat aku terjatuh dan terpuruk. Aku mengaku, salib di masa lalu pernah membuatku terperosok terlampau dalam. Aku pernah merasa sakit yang bahkan tidak ingin lagi aku rasakan sampai saat ini. Rasanya tidak ingin merasakan salib itu kembali. Aku tidak ingin mengulangi hal yang sama di masa lalu karena aku mau belajar menjadi manusia baru. Ini membutuhkan sebuah proses.
Salib di masa lalu memang berat. Mengembalikannya kembali di masa kini adalah sebuah tantangan besar bagi hati dan pikiran. Namunlah, aku mencoba untuk membawa pengalaman tersebut sebagai proses belajar di hari ini. Pengalaman itu teramat berharga dan punya arti. Pengalaman tersebut selalu membuatku berserah pada kuasa Tuhan. Pengalaman tersebut tidak membuat aku menyerah dan aku mau bangun lagi. Seorang Alfa bisa bangun lagi dari rasa sakitnya adalah sebuah proses panjang yang selalu ku syukuri. Sesekali, ada rasa tak menyangka… ini wajar. Keajaiban dan kekuatan dari Tuhanlah yang selalu berperan membuatku tak menyangka sekaligus mensyukurinya. Tuhan punya rencana besar atas rasa sakit di masa lalu. Tuhan punya maksud tersendiri memberikanku salib di masa lalu sebagai bekalku berjalan di hari ini, menjadi seorang Alfa yang kuat ketika ditempa oleh tantangan yang hadir.
Bekal yang kubawa sungguh membuatku belajar banyak hal. Belajar menjadi kuat bersama Tuhan. Ini bukan perkara mudah. Terkadang, aku bisa goyah. Ya, aku manusia biasa yang kadang bisa jatuh lagi. Tapi, terlepas dari itu… kemauan untuk bangkitlah yang membuatku keluar dari kotak. Bangkit membutuhkan sebuah perjuangan dan setiap orang (termasuk saya) memiliki cara tersendiri untuk bangkit lagi.
Bekal yang kubawa juga membawaku lebih peka akan teman-teman di sekitarku. Bekal pengalaman inilah yang membawaku untuk mau mendengarkan mereka dan melihat air mata mereka. Aku membawa diriku dan mencoba untuk merasakan apa yang mereka rasakan. Lewat momen-momen inilah, kutemukan makna salib dan arti persahabatan. Kerelaan untuk mendengar, kerelaan untuk melihat air mata mereka… adalah perjalanan seorang Alfa yang tiada dua, melihat salib sebagai cara Tuhan untuk menempa dan kembali menguatkan.
- Amorrista
Komentar
Posting Komentar