Designer?



Designer?

Menjadi designer adalah pengalaman yang ajaib untuk saya. Hobi menggambar membuat saya, secara alami, terjun secara langsung. Usia 13 tahun menjadi awal langkah itu. Saya ingat betul, waktu itu, ayah menawari saya untuk mengikuti kompetisi Jogja Fashion Week. Dengan bekal seadanya, dengan gambaran polos tentang dunia fashion, saya anggukkan tawaran itu. Saat anggukan itu saya berikan, saya tidak tahu lika-liku apapun yang akan saya hadapi di depan. Saya hanya tahu, saya harus menggambar dan konseptornya adalah ayah. Cukup.
Singkat cerita, saya mencoba untuk menjalani proses tersebut. Berulang kali, saya harus menggonta-ganti design. Rasa lelah selalu menjadi teman. Tengah malam selalu menjadi puncak dari rasa lelah. Bahkan ketika ayah pulang kerja, saya masih sibuk mewarnai baju rancangan saya. Namunlah, rasa lelah itu terbayarkan dengan terselesaikannya seluruh design, mulai dari rancangan baju untuk pasangan bapak-ibu sampai anak-anak. Setelah sibuk dengan proses rancang-merancang, tibalah saatnya untuk mencari kain dan memulai proses jahit menjahit. Pilihan penjahitpun ditentukan oleh ayah, meskipun penjahitnya (mungkin) belum pernah menangani pemesanan baju yang bentuknya aneh-aneh. Hahaha...
Usainya proses itu membawa saya lebih jelas melihat panggung fashion dan panggung cat walk. Mengikuti kontes ini di usai sangat muda dan menjadi finalis termuda adalah hal yang berharga, yang mungkin tidak akan terulang. Pengalaman ini pulalah yang menjadi dasar bagi saya untuk memulai sesuatu yang baru dari sesuatu yang berada di masa lalu.

SOMETHING IN THE PAST
#infinity2K17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)