Air, Api. Mereka Menemukan Muara (Sebuah Puisi)


Terkadang bagaikan api.
Kilau cahayanya mampu mengedipkan mata.
Tersambar di muka, akhirnya.

Ku terpana merasa sakitnya.
Teraba dan memar itu ada.

. . .

Terkadang pula bagaikan air.
Diam namun liar.
Perlahan membasahi sanubari.
Merindukan ujung, ujung air.
Tapi tak ada.

Mengalir tak henti. Ku pun menanti.
Setiap jiwa hanya bisa bertanya.
Kapan?

. . .

Kapan datangnya pelipur lara?
Suatu saat, percaya adalah muara.
Ya, muara yang memberi rinduku.
Muara bagi dahaga. Kita tentara percaya.
Percayalah


Alfa Amorrista x Yongki Artha




(dalam project : SERUAN PARADE)


pict : http://www.newhdwallpaper.in

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)