Air, Api. Mereka Menemukan Muara (Sebuah Puisi)
Terkadang
bagaikan api.
Kilau cahayanya
mampu mengedipkan mata.
Tersambar di
muka, akhirnya.
Ku terpana
merasa sakitnya.
Teraba dan memar
itu ada.
. . .
Terkadang pula
bagaikan air.
Diam namun liar.
Perlahan
membasahi sanubari.
Merindukan
ujung, ujung air.
Tapi tak ada.
Mengalir tak
henti. Ku pun menanti.
Setiap jiwa
hanya bisa bertanya.
Kapan?
. . .
Kapan datangnya
pelipur lara?
Suatu saat,
percaya adalah muara.
Ya, muara yang
memberi rinduku.
Muara bagi
dahaga. Kita tentara percaya.
Percayalah
(dalam project :
SERUAN PARADE)
pict : http://www.newhdwallpaper.in
nice, salam puisi
BalasHapusjangan lupa share puisimu juga ya. Terima kasih :)
Hapusjadi baper... aku memanggilmu dikeheningan malam
BalasHapusMakasih untuk bapernya, hahahaha :)
Hapus