Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Antologi Terbaru Infinity : Taring

Gambar
Dua bulan sudah, Infinity menemanimu dengan antologi Perjalanan. Bagaimana perjalanan kalian? Semakin menantang? Tidak ada yang pernah halus dalam cerita kita, bukan? . . . Dan kini, Infinity kembali merilis tema terbaru untuk antologi ke-13 bertajuk TARING. Temukan kesungguhan yang belum pernah didapati sebelumnya. Kedatangannya 1 September 2019 Photo by  Raj Eiamworakul  

Tidak Terlambat

Gambar
Tidak terlambat untuk tetap menghargaimu, Segala lebih dan kurangmu. Tidak terlambat untuk menutup telingaku, Aku tak ingin dengar penilaian orang tentangmu, Aku ingin memandangmu dari titik personalku. Tidak terlambat untuk menjaga bibirku, Aku tak ingin sekali-kali mengumpatmu, Mencibirmu, melukaimu dengan keegoisanku. Tidak terlambat untuk menjaga hadirmu, Di tengah pergulatan hidupmu, tak nyamanmu, Aku akan bertahan di sampingmu, Tanpa harus engkau tahu. Tidak terlambat untuk berempat mata denganmu, Menikmati riuh tawa dalam denyut pergulatanmu, Jadikan aku sebagai cangkir yang mampu menopang air matamu. Tidak terlambat untuk memahami amarahmu, Rasa ditolakmu, Aku berusaha tetap di situ, berdiam bersamamu, Tanpa harus menjawab rasa sakitmu. Tidak terlambat untuk tetap memperjuangkanmu, Di setiap hari dalam perjalanan ini. Yogyakarta, 21 Agustus 2019 . . . Photo by  h heyerlein

"Ranjangku Sayang"

Gambar
Kemerdekaan adalah cerita usang yang gemar dilantunkan nenek moyang Cerita yang mendayu sampai-sampai aku senang bukan kepalang hoaamm..ngantuk! "sayang, tidurlah...tidur," kata Nenek. selamat malam, Nek... Sepanjang tidur, Ranjangku lihai menayangkan mimpi tentang tanah Pusaka yang gigih diperjuangkan, sampai nyawa-nyawa melayang dorrr!!! dorrr!!! kita menang! kringggggggg! Jam alarmku berbunyi Ah, masih pukul lima pagi Kita bobok lagi yuk sayang Aku masih sayang kau, ranjang Zzzzzzzz Sebangunnya dari ranjang  Sebuah berita terpampang: Seorang nenek berusia 74th telah hilang! . . . #Puisi #Kemerdekaan Karya Yohanes Kevin Photo by tribunnews.com

Bunuh Aku Sesukamu

Gambar
Kau boleh mengasingkanku di sudut sepi dengan selimut berdebu Sudah terlalu biasa bangsa ini gemar membredel mengacuhkan mengerdilkan bahkan,  membunuh Cita-cita 74 tahun yang terangkum di sela-sela aksara Sekalipun itu terjadi, sajak ini akan terus bergentayangan sampai anak cucumu nanti Cita-citamu masih tersimpan rapi di bilik literasi . . . Photo by : brilio.net dan tirto.id Karya Yohanes Kevin

Nyaman di “Ranjang”

Gambar
Masih terlalu nyaman. Kita masih nyaman di ranjang. . Sesungguhnya, masih terlalu aman. Suara kita masih tersimpan di sebuah keranjang. . Kita masih menjadi idaman. Kita masih menjadi buruan kasur-kasur di waktu petang. . Akan selalu ada yang menciptakan, Akan selalu ada mereka yang memiliki pekerjaan untuk menggagalkan. . Mata kita belum pandai membedakan, Mana ranjang dan mana yang sesungguhnya pedang. . Kita terlalu sibuk berkoar di depan, Sampai lupa menepi dan menemui darah para pejuang. . Kita masih menjadi boneka di ranjang. Kita masih dininabobokkan oleh zaman. . Langkah kaki kita di mana? Mungkin masih terpaku di dini hari. . Mata hati kita di mana? Masih di sangkar, masih terikat oleh jangkar. . Suara kita di mana? Tenggelam di udara, bersama koar-koar semata. Tak berani berjuang dalam kata . Di mana kemerdekaan ini akan diletakkan bila bukan pada

Ajari Aku Melupakanmu

Gambar
Lebih dulu mencium surga, Kau sudah lebih dulu bahagia. Lebih dulu menikmati harum surga, Kau sudah lebih dulu merasa, Tidak seperti aku yang terus menjadikanmu sebagai rasa. . . . Sekarang, aku ingin menjadi yang pertama mengenang. Menjadikanmu cerita yang terus mengalir dan menggenang. Menjadikanmu emosi yang tak sungkan membuatku tak tenang. Menjadikanmu tulang dari setiap puisi yang ku tulis dalam kebohongan riang. . . . Bertahun muram. Kehilanganmu semacam menemukan karam. Takdir kita disapu ombak hingga menjadikannya lebam. Tak ada yang tersisa kecuali diamku setiap mengingat, Hingga kataku perlahan hilang termakan temaram. . . . Sampai kapan harus menantikan sebuah lalu. Tak ada jalan yang bisa menemukanmu hilang dalam pikiranku, Mungkinkah sebentar dalam waktu abadimu, Kau ajari aku, cara melupakanmu, . . .

Yang Nggak Pernah Kamu Tahu.

Gambar
Kamu tidak pernah tahu rasa patahnya tulang. Kamu hanya tahu tentang sembuhnya aku dari patah tulang. Kamu hanya tahu dari cerita orang-orang, Tanpa pernah melihat ke arah liang. . . . #Perjalanan Photo by :  Kristina Flour  on  Unsplash

Memeluk Kelemahanmu

Gambar
Tanpa sebuah jelas di kata, Aku ada di tempat yang selalu sama, Pada tuju yang serupa, Kamu adalah tatapan mataku satu-satunya. . . . Padaku tidak hanya tentang lebih dan kuatmu. Di lubukku mengerak tentang amarahmu, rasa jatuhmu, lubang rindumu, Takkan berlalu dan aku diantar secara selalu Berdiam dalam setiap lubang rindumu, titik-titik lemahmu. Terkadang sulit memahami. Namun aku berani menganggapnya sebagai lalu. Sebagaimana ego membuat ucapan beradu. Aku selalu menetapkan hati dan memahami dengan caraku. . . . Beginikah cinta dan ceritanya. Memahamimu dengan satu alasan yang sama. Akarnya sudah diam bersama seluruh kemungkinan yang ada. Kelemahanmu adalah rasa atas segala kemungkinan untuk selalu memandang ke arah yang sama. Ke arahmu yang selalu sama. Cinta yang selalu sama. Kelemahanmu yang selalu sama. Kasih padaku yang tak pernah setengah mengada. . . . #Perjalanan Photo by : Ne