Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Tanggal Satu.

Gambar
aku siap lebih awal, untuk mengulang, sesekali mengenang, apa yang sesekali tergenang. aku siap lebih awal, untuk mengingat apa yang sesungguhnya diam tenang, mengalah sembari terus berenang, izinkan aku kembali melihat kunang-kunang. aku siap lebih awal, untuk sekali lagi terguncang, untuk sekali lagi tercekat dan terkekang untuk lebih siap menghilang... aku siap lebih awal, untuk mengawal segala perasaan, kesiapan untuk menahan. atau melepaskan... Infinity, 2021

Masih di Pikiranku.

Gambar
masih dipikiranku kamu. yang entah selalu biru. yang bertahan dari balik asli suratanku dan suratanmu. yang diam di sini tanpa tahu apa yang Tuhan mau. masih dipertahananku ketidakmungkinanmu yang bersemayam di lautanku, yang bertahta di ujung malamku, yang ragu di muka dan di akhirku, sepertinya masih akan sama daftar hadirmu... yang ditimbang dengan kepastianmu, yang terkadang kuragukan dalam setiap doaku yang takkan mungkin berharap dengan kesatuan ragamu...

doa pagi

Gambar
teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi pagi. terima kasih atas ringannya tubuh ini setiap hari. tak perlu ada lagi ketegaran yang menjadi jadi. tak ada jadwal untuk lebih kuat dan membuang air mata sendiri. teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi siang terima kasih untuk segala luka yang sebentar tak terngiang, yang sebentar hilang, entah kapan lagi akan menerkam datang. yang sebentar menjadikanku remang. teruntuk waktu yang terlalu cepat menjadi malam. semoga terang datang dan menghalau kelam. tak ada yang suram pada temaram. hari ini keamanan harus padam, diganti aku yang belajar tenggelam. akankah kehidupan ini berujung kembali tersulam?

.mahligai

Gambar
Degup di sanubari Namamu berdiang di nurani Menyuarakan apa yang kau genggam kini Asmara bukan lagi di puncak mimpi Fajar menanamkan bahagia Kala ragamu mengisyaratkan jawabnya Saat janji tawarkan bahagia bagi jiwa Jari manis yang terpaku di atas seluruh rasa Kau dan aku, ditakdirkan diam dan laga Candu bukanlah keliru Nafasku dan nafasmu berburu Gemintang di sekujur darahmu Mendidih getar nadiku Mahligai kian merenda Insan yang bukan lagi dua Satu bukan hanya janji di ujung kata Aku,kau dan surga Aku,kau dan cerita kita, DijadikanNya selamanya.

Setidaknya Diri Sendiri

Gambar
bila mereka tak mampu sejenak merasakan, biar aku dulu yang diam dan kembali merasakan, bila mereka tak mampu mengerti apalagi memahami, biar diri sendiri yang terus mengenali dan mengerti, kita ditakdirkan, walau tak selamanya diseragamkan, kita diciptakan, dengan warna dan geliat perbedaan, terbata di kata, tak apa bila berbeda dalam irama, jadilah dirimu sebagaimana adanya, tak sempurna, tidak mengapa sekali lagi, yang sempurna adalah cinta, yang beresiko terkena luka dan hampa, yang kadang harus bertemu yang tak menerima, atau yang terus melawan tanpa pernah merasa. tidak mengapa. aminkan, agar rasamu, nantinya mendapat tempat di sana. Infinity, EXTRAORDINARY YOU Photo :  Raphael Rychetsky

Sudut Pandang Kelemahan

Gambar
Tuhan tidak pernah lupa akan kelemahan kita. MataNya tak pernah lepas. Tuhan tidak pernah lupa menjenguk kita di lapas, Di ruang gersang, titik terendah yang usang. Tuhan tidak pernah lupa menengok yang lara, Yang putus asa dengan hidup dan perkara cinta , Tuhan tidak pernah lupa menemani kita yang papa, Bahkan ketika kita merasa tidak punya siapa-siapa, Ia hadir dengan jiwa dan rasa yang takkan percuma. Ketulusannya takkan pernah sirna, Walau kita sesekali lupa memandangnya.

Pulang

Gambar
Tempatmu masih lapang. Surga penantianmu bukan lagi bayang. Awan paling nyaman adalah ruang, Di mana pelukan hangatmu pantas dikenang. Pundak yang kian dinantikan, Pelepasan seluruh lelah di angan, Penjaga dalam tiap denyut harapan. Petuah yang lahir dari belaian, Hembus napasmu dalam setiap untaian, Doa yang kau ucap setiap kali bayang ini didapatkan, Pulang dalam kerahiman, Pulang dengan sejuta luapan. Bahagia menjadi bekal dalam perjalanan. Tiada lagi topeng yang merenggut kesempatan, Lelah ini pergi dan tempat bermain ini dikembalikan, Kebebasan menjadi permadani atas segala ingatan, Pulang menjadi penantian yang melapangkan. Jangan meloloskan kesibukan, Hati yang remuk segera dipulihkan, Pencarian menemukan sebuah temuan, Tiap keluhan menemukan jalan penyembuhan, Atas nama hati yang selalu berpulang, Akan selalu ada hati yang merindu

Naluri Bercerita

Gambar
Kamu tidak bisa memaksaku bercerita. Biarkan naluriku saja memilihmu menjadi pendengarnya. Sama denganku yang takkan memaksamu bercerita, Biarkan nalurimu yang mengajakku saling bercerita. Izinkan seluruh kisah ini mengalir adanya, Setulus rasa yang boleh ditaruh tanpa harus terpaksa. . . .

rindu.

Gambar
Sudah berapa banyak detik yang berlalu? Jujur, aku sudah sangat rindu. Aku ingin segera bertemu kamu. . . . Telah lama cinta tidak dijamu. Jarak menjadi tembok yang membiru. Memisahkan aku dan kamu. . . . Wajahmu diam di kepalaku. Ragamu tersenyum di ruang rumahku. Lesung pipimu berkeliaran di sanubariku. Sungguh, aku ingin bertemu kamu. Menatap langsung indah bola matamu. . . . Sudah berapa banyak detik yang berlalu? Jujur aku sudah sangat rindu, Di buku harianku hanya ada kamu. Kamu dan kamu. . . . Tenang, ada kalanya tanya ini berlalu, Karena keadaan yang tak juga menunjukkan tahu, Lebih baik, kau dan aku di rumah dulu, Ada saatnya waktu akan berpihak dan membantu. . . . Sepertinya, kita harus jaga jarak dulu, Walau sejujurnya, aku betulan rindu. . . .  official visual version, soon. stay tune : youtube channel, Amorrista Alfa picture by  @dear_jondog