Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Demi Sebuah Pembaharuan

Gambar
Terima kasih telah menjadi sahabat bagi Infinity. Infinity telah 3 tahun menyapa kalian semua dan banyak suka duka yang telah saya bagi di dalamnya. Memiliki kesempatan untuk berbagi bersama dengan kalian adalah harta yang berharga. Maka dari itu, untuk mengapresiasi kesetiaan kalian, Infinity menghadirkan sebuah project spesial : SHOWCASE Showcase adalah sebuah project terbaru dari Infinity yang membawa kalian bernostalgia dengan  puisi-puisi yang pernah saya bagi dalam blog ini.  Selain mengajak kalian bernostagia, saya juga ingin mengapresiasi  kerja kreatif teman-teman penulis yang menyalurkan sisi kreatif mereka bersama Infinity. Semoga proses apresiasi ini senantiasa membawa mereka lebih BERANI BERKARYA. . . . Project ini akan menyapa teman-teman 6 JULI 2018. Jangan lupa menikmatinya di tengah kesibukan kerja yang padat. Terima kasih. . . . Alfa Amorrista

Tawa Sang Waktu

Gambar
Jam dinding bernyanyi, Seruannya sampai pada tubuhku. Hangat tubuh ini kian berbisik dalam bujukan, Saat mata masih ingin memeluk ranjangnya. . . . Waktu tertawa terbahak-bahak. Tawanya membiaskan tubuhku yang malas, Tubuhku yang masih rebah di peraduan. Keluh bermunculan karena tidur ini belum pas untuk diusir. . . . Waktu memaksaku terbangun dari alunan mimpi. . . . Waktu menakutiku. Aku takut melewatkan pagiku, Menuju meja, tempat belajarku. Menuju buku, yang ku takuti sebagai tempat tidurku. . . . Waktu adalah renunganku. Apa makna sesungguhnya dari masa depanku . Waktu membuatku bertanya-tanya, di tengah inginku tertawa. Di tengah senyuman terpaksa karena kantuk yang ingin mendapati tempat tidurnya. . . . Waktu memanglah indah. Waktu adalah sosok sahabat. Waktu adalah simpul dari cinta. . . . Waktu membawaku menuju mata air, Setiap detik yang mencipta segar pada liku

"Matahari dan Senja" Mempersembahkan : Project SHOWCASE (6 Juli 2018)

Gambar
Perjuangan... Hal ini yang selalu dinomorsatukan oleh Infinity dalam setiap karya yang dipublikasikan di dalamnya. Tidak ada karya yang luar biasa tanpa sebuah perjuangan yang luar biasa pula. Mengapresiasi perjuangan ini, Infinity menyusun sebuah project bertajuk : SHOWCASE Project ini masuk dalam siklus Matahari dan Senja Perkenalan mengenai apa itu SHOWCASE akan dijelaskan dalam tulisan berikutnya. Project ini akan menyapamu 6 Juli 2018 Terima kasih. #InfinityMengapresiasi Pict : https://www.inovasee.com

Tubuhku Miskin

Gambar
Dunia, Sang indah nan fana, banyak iklim yang terhias mendalam. Dengan bunga liar yang harum, aroma cantiknya, si nona miskin lewat, dengan kaki tak berkasut, tali putih di pinggang dengan giat, ia mencari matahari pagi Tubuh yg penuh sabar, merangkul semua bahan, dengan simpul senyuman ternilai, Hidup miskin, membuat diriku haus, haus akan kekayaan dunia Aku sudah memilih hidup miskin, tapi aku takut diriku melanggar cerita aku tak tahu apa yg harus ku perbuat Aku takut akan kata miskin yang gampang ku ucapkan. hanya seperti mimpi malam, yg ku impikan di bawah angin malam. Aku takut kalau harus mengkhianati si miskin . N amun aku percaya, Hidup miskin akan membawaku, kepada dia yg memberikan kehidupan miskin ini bagiku. Aku tak tahu. Sampai kapan aku sanggup bertahan dengan hidup ini ? Harapku berkata, kekayaan dunia bukan segalanya. Percaya, Aku percaya, Matahari akan bersinar menyinari langkah kakiku

Jauh dari Kota

Gambar
Tutur terdengar dari rerumputan. Santun teraba di tengah kesunyian. Belum ada mata yang siap menjadi jembatan. Burung-burung membawa impian Tuhan. . . . Mentari jauh di peraduan. Awan membidang di perjalanan. Siluet ranting berbisik tentang angan. Riuh pematang sawah membicarakan ketentraman. . . . Jauh dari pencakar langit. Tak ku lihat manusia yang menggigit sengit. Ku lihat mereka tersenyum di tengah kesendirian. Terduduk menerima angin yang bersimpul. . . . Sejuk terasa di sepanjang cerita, Lembaran ini tersimpan di hati yang tertata. Di mana kalimatku takkan lagi ada setelahnya. Saat aku kembali ke kota. . . . #MataharidanSenja Udara pedesaan membawa cerita tersendiri Pagi membentang di akhir hari ini. Terima kasih atas mentari yang pernah bersinar tanpa polusi. #Infinity #SpesialLebaran pict : http://www.beritamoneter.com x

matamu..

Gambar
Cerita indah dibalik pemandangan matamu, Membuatku tertatih-tatih atas masa depanku. . . . Bersama dirimu, kekasihku. Bahagia terasa, ku tatap indah nan cerah matamu. Tergetar aku menatap kesopanan matamu. . . . Mulutku membisu. Tuli telingaku. Karena memandangimu matamu, Cahaya sang bintang malam. . . . Ketika hatiku tergoda nikmati pemandangan terasah, Ku tatap kebun bunga di matamu. Aku tertarik memiliki bunga itu. Namun, cepatnya kabut menyelimuti mataku. Di akhir cerita, aku tak bisa memilikimu, Karena engkau terhindari dariku. . . . Kamu bukan milikku. Ini nyata bagiku. Namun, terima kasih. Karena kamu adalah kado terindah yang selalu menemani hidupku. . . . Dengan kecepatan waktu, kamu jatuh. Kamu jatuh dalam pelukan lain. Kamu bukan kado yang disiapkan untukku. . . . Kamu adalah kado yang pantas dicintai. Bukan dengan aku yang mencintaimu, tapi yang lain.

cinta membuatku percaya

Gambar
Berjabat tangan dengan duri. Bukan kiasan dengan riasan. . . . Caraku pecah terbelah. Terkadang, rasa membuatku gerah. . . . Dari balik benteng yang tinggi, aku ingin menyerah. Napasku seolah tanpa arah. Dingin melukai kekuatan di balik darah. . . . Kebangkitan meraih bukti. Aku tak mau mati untuk kesekian kali. Demi sebuah kata “demi” yang ku angkat hingga tak menyentuh bumi. . . . Tersungkur tak percaya, tak membuatku malu. Pilu di atas palu tak mencipta setitik ragu. Bertahan dihujani sembilu yang memaku, Aku berdiri di sini menunggu. . . . Karena cinta, percaya menumbuhkanku. Suatu hari nanti, setiap jiwa akan mengerti dan tahu . Tidak aka nada senyuman dengan alunan palsu. Hanya denotasi ini yang menghidupkanku. . . . 10 Juni 2018, dalam sebuah proses hibernasi . . . Saatnya cinta yang berbicara, bukan kata. #Infinity #MataharidanSenja Pict : pinterest.

"Hangat"

Gambar
Sekat jangan lagi pekat. Ku ingin hangat yang lekat. Di antara hasrat untuk berlari. Cegahmu adalah mimpi. Dekapan itu membuatku tinggal dan menari. Lembutnya mantra pada sudut kata. Timbunan keluhku tak membuatmu lepas raga. Citra karsamu menikam kerasnya dunia. Pulang ke rahimmu. Menghirup aroma desa bersamamu. Tempat di mana rindu selalu ada karenamu. Tangan tergenggam. Cerita pahit itu lepas dengan temaram, Di mana ku kenal senyum yang tertanam. Aku bukan aku yang dulu, Di mana pundakmu menciptaku baru. Di mana tutur santunmu melegakanku. Petaka diinjak olehmu. Hanya ada tentram di wajahmu. . . . Untukmu, yang tercinta. 11 Juni 2018 Setiap orang ingin pulang, Pulang dalam rangkulan yang tentram, Pulang dalam ingatan yang menghanyutkannya dalam kebahagiaan. . . . Hangat, diciptakan dalam proses hibernasi yang menggoda saya untuk tidur sejenak,  kemudian melan