Sebentar Lagi




Tertegun aku di puncak hari.

Waktu kunamai “yang sebentar lagi”.

Bukan angan di awal mula jantungku di sini.

Diletakkan oleh biru yang terus-menerus bermimpi.

Putih pada cetakan pertama.

Datangku saat itu bahkan tanpa cerita.

Hanya gambaran, Itu pun kata orang.

Udara di atas kesadaran.

Angin lalu memuncak pada butir sengatan.

Tata hidupku berpusat pada ingatan.

Aku yang dulu.

Titik balik.

Cangkangku merapuh.

Sebagianku melepuh.

Saat di mana buku-buku dipersilakan luluh,

Oleh peluh, oleh keluh, oleh keruh.

. .




Sebentar lagi adalah puisi yang ingin menyajikan sebuah momen perpisahan yang manis.

Perpisahan, walau tak lepas dari air mata, namun dari balik derainya, tersimpan berbagai 

cerita suka yang tak mampu dilepas dan akan selalu dijaga.


#Infinity #Kekuatan #InfinityForYou


Selamat berdinamika melalui setiap rasa yang muncul dalam tiang-tiang batin anda.

Terima Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)