Tawa Sang Waktu



Jam dinding bernyanyi,

Seruannya sampai pada tubuhku.

Hangat tubuh ini kian berbisik dalam bujukan,

Saat mata masih ingin memeluk ranjangnya.

. . .

Waktu tertawa terbahak-bahak.

Tawanya membiaskan tubuhku yang malas,

Tubuhku yang masih rebah di peraduan.

Keluh bermunculan karena tidur ini belum pas untuk diusir.

. . .

Waktu memaksaku terbangun dari alunan mimpi.

. . .

Waktu menakutiku.

Aku takut melewatkan pagiku,

Menuju meja, tempat belajarku.

Menuju buku, yang ku takuti sebagai tempat tidurku.

. . .

Waktu adalah renunganku.

Apa makna sesungguhnya dari masa depanku.

Waktu membuatku bertanya-tanya, di tengah inginku tertawa.

Di tengah senyuman terpaksa karena kantuk yang ingin mendapati tempat tidurnya.

. . .

Waktu memanglah indah.

Waktu adalah sosok sahabat.

Waktu adalah simpul dari cinta.

. . .

Waktu membawaku menuju mata air,

Setiap detik yang mencipta segar pada liku hidupku.

. . .

Karya Herman Tilman


. . .

#MataharidanSenja #Infinity #MenujuShowCase1

Pict : https://onehdwallpaper.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)