Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Kelelahan.

Gambar
Aku ingin bertemu dengan kelelahan. Berdamai dengan kelelahan, menerima kelelahan. Aku sadar, Selama ini aku selalu bersembunyi. Aku bilang, Aku tidak lelah, nyatanya, sebaliknya. Aku selalu bersembunyi pada kekuatan, dan tidak menyapa sisi kelelahan. Terima kasih sudah mau mendengarkan.  . . .

Kataku Tentang Air Mata,

Gambar
Di dalam luka yang setia. Kasih akan selalu ada. Bersamamu dalam setiap air mata. . . . Akankah kamu menyadarinya?

Sepotong Kisah Tentang Kita.

Gambar
Tak perlu banyak kata untuk berdiam bersama. Walau tak banyak ucap serius di antara bola mata, Bersiaplah untuk selalu bercanda, Di tengah sebuah padang sabana. . . . (Humanity Infinity)

Menuliskan Rasa

Gambar
Senjamu Langitku Kali ini kisahnya cukup berbeda Disaat mataharimu layu, mentariku membuka mata Saat aku mengistirahatkan raga ini, K amu menata hari dengan selembar rindu Tapi jangan takut Jarak bukan rintangan, ini hanya soal rindu Rindu yang belum menyempatkan waktu untuk menghampiri temunya Bukan salahmu jika merasa khawatir Namun percayalah disini aku menata hati Menyimpan kemauan untuk mundur Dan memulangkan rasa ini pada raga yang tepat sesegera mungkin Bawa aku pada semua imajinasimu Agar aku tak merasa asing denganmu Agar jarak yang terasa tak sejauh yang dilihat Dan yang tak terlihat mata, dapat kugenggam nyaman Karena yang dapat didekap belum tentu yang tersayang, dan   yang tak tersentuh bukan berarti terbuang Trifena Katrina . . . Budak Memiliki Kebebasannya Penjara mengeringkanku. Membinasakan setitikku. Sesekali ia menikam, Seolah bagian daripadaku selalu memendam. Dalam riuh gelisah ini, tembok mener

Ada Apa? (Pertanyaan Di Suatu Sore)

Gambar
Dibenamkan ia dalam ikatan malam. Di tempat tidur, ia kedapatan tertampar. Dari sisinya sekelebat bayangan terdampar. Ombak dalam lambungnya berkeriap. Sesekali ada rasa terlempar. Ada apa? Sumur digali. Tanah dimaki-maki. Hati mencari-cari. Hujan menari-nari. Sore yang entah mengapa begitu mencintai pagi. Nadinya memasang lampu hijau pada kata dan tanya Ada apa? Kemarin menjadi buku harian di waktu kini. Di sini, memori beranak duri. Tergelak dalam sumbuku api gelora lama. Ada apa? Jawabanku adalah hunusanku. Tikamanku adalah rimbun resahku. Pertanyaan di suatu sore | 18 Januari 2018 . . .