Yang Kini Kusadari
Mungkin aku yang terlalu mengkhawatirkan keadaan.
Mungkin aku yang terlalu mengkhawatirkan kehilangan.
Mungkin aku yang kurang mampu mengendalikan
Mungkin aku yang termakan kelabunya ingatan.
. . .
Perasaan ini begitu wajar.
Bertumbuh di tengah pasar,
Meninggi layaknya mercusuar,
Ketenangan selalu menjadi hal yang ku sasar.
. . .
Menerima keadaan,
Kembali memahami terbatasnya kemampuan,
Kekuatan ini bukan hanya sebatas angan di atas awan,
Semoga hati dan jeritannya semakin peka akan
pendengaran.
. . .
Dari balik perjalanan ini, aku ingin terus
bercerita,
Bukan hanya bersama orang lain,
Tapi sungguh aku ingin bercerita dengan diriku
sebagai sosok pencerita,
Yang menjadi dalang atas segala nama dan konflik di
dalamnya.
Pemeran utama atas segala suka dan luka,
Penerima segala rasa, baik rindu atau kelabu yang
datang secara bersama.
. . .
(dari balik puisi)
Yang Kini Kusadari merupakan puisi yang sarat akan
curhat.
Ada beberapa hal yang sebenarnya begitu aku tuliskan dalam puisi ini,
terkhusus apa yang sedang aku rasakan belakangan ini.
Ada rasa khawatir, takut
kehilangan, merasa kurang peka dan sebagainya.
Dari balik setiap perasaan ini,
aku, lagi-lagi, diajak untuk kembali belajar untuk menerima diri dan setiap
pergulatan yang dapat muncul.
Aku belajar untuk sumeleh atas seluruh keadaan yang ada di dalam diri dan sekitarku.
Pelajaran ini tidak akan berakhir sampai kapanpun dan aku percaya bahwa melalui
pelajaran inilah, aku mampu melihat bahwa seluruh dinamika ini sungguh
menumbuhkan kepekaan dan kepribadianku.
Picture : https://wallpapershome.com/art/sci-fi/space-planet-man-dog-4k-19737.html
nice, salam puisi
BalasHapusTHANK YOU MBAK...
BalasHapus