rasa yang kau terima
jalanmu
bukan tanpa cerita,
bukan
tanpa jurang di depan mata.
dari
kelabu yang hampir menjadikanmu abu,
berlarilah
jantung hatimu ke arah kemana engkau mau.
tak
hanya sebentar caramu membaca rasa,
pertanda
dan ungkap asmara yang bersemayam di dada.
sekali-kali
jatuh hati, kau sadari diri,
selama-lamanya
menanti bukan berarti bunuh diri.
.
. .
berulang
dalam katamu di pagi hari,
akankah
ada yang siap mencari,
akankah
manusia-manusia itu memberi telinga di tepi,
akankah
mereka punya hati untuk sekedar menyimpan senyum di pipi,
.
. .
ingin
bebas, berulang kali tidurmu di kebas,
kau
biarkan rasa itu pergi bersama helaan napas,
mimpi
kau bebaskan dari hujaman lapas,
kau
ingini bentuk diri layaknya kapas.
.
. .
Komentar
Posting Komentar