Mereka Adalah Bagian


Salah satu tema lukisan yang akan saya angkat dalam rangkaian "Raga.Sukma.Tresna" adalah pengalaman saya ketika mengunjungi Pusat Rehabilitasi Yakkum yang bertempat di Jalan Kaliurang km.13,5 Yogyakarta. Pengalaman ini terjadi ketika saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Waktu itu, saya memang belum tahu banyak mengenai tempat ini. Dengan modal "gedhek-gedhek" saya masuk dalam ruang itu. Ruang yang belum saya kenal.


Ketika masuk ke dalam pusat rehabilitasi itu, saya mendapati banyak orang yang menjalani rehabilitasi disana dengan keluhan masing-masing. Saya juga mendapati banyak orang yang mengasah kemampuannya, memacu diri untuk melihat potensi dari balik kelemahan mereka. Dari balik kursi roda, mereka berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan oleh orang yang tidak menggunakan kursi roda. Dengan kaki palsu mereka, upaya membuat kaki palsu yang lain pun dicoba dan diupayakan. Saya sadar, ini bukan perkara gampang, ya. Dengan kelemahan yang mereka miliki, mereka mau menempa diri. Berjuang memberi makna dalam hidup. Berjuang mengatasi diri mereka sendiri dan bangun dari tidur lelap kata menyerah.


Dari seluruh pengalaman itu, saya paling menyimpan kesan terhadap pengalaman yang divisualisasikan dengan gambar di atas. Ya, waktu itu saya sempat masuk ke ruangan tersebut dan menemukan banyak anak usia balita hingga sekolah dasar yang mendapatkan rehabilitasi disana. Dan di tempat inilah, saya mencoba untuk menemani salah seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental. Kala itu, saya punya tugas untuk mengajaknya menyanyi dengan perlahan membantunya menggerakkan tangan. Membantunya menyanyi saya lakukan, namun membantunya menggerakkan tangan tidak saya lakukan karena pertimbangan "apakah nanti saraf tangannya terganggu atau bagaimana..". Ketika berada di tempat tersebut, saya hanya bisa mengelus dada. Ya, saya melihat dunia kecil yang mungkin tidak dapat saya lihat di luar sana. Dunia yang bisa saja mencipta bahagia atau air mata. Saat itu, saya membayangkan diri menjadi seperti mereka. Ya, pasti ada kesulitan tertentu yang akan mereka alami. Kekurangan ini tetaplah sebuah anugerah yang disediakan oleh Tuhan. Tuhan itu adil dan keadilanNya menetap dalam diri mereka. Dari bentuk keadilan tersebut, Tuhan mau melihat bagaimana manusia memacu dirinya untuk bertahan dalam keadaan yang terkadang tidak memungkinkan.
Dunia kecil tersebut membuat saya merefleksikan bahwa hidup ini harus senantiasa disyukuri. Bersyukur atas apa yang sungguh dipersembahkan Tuhan pada diri kita. Bersyukur atas kebaikan Tuhan yang sungguh ada dalam diri kita. Tak hanya itu, saya pun merefleksikan bahwa dunia kecil mereka harus dilihat dengan kacamata kepekaan. Siapapun diajak untuk turun tangan menyapa mereka, memperhatikan mereka. Ya, mereka butuh tangan kita, kaki kita, mata kita, telinga kita... sampai hati kita.

#RagaSukmaTresna
#SatuJuliTujuhBelas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)