Kataku Pada Rohmu
Gelapnya menutupimu,
Menjadikanmu samar.
Gelapnya menjinakkanku,
Ruang remang membuatku menegar.
Satu kataku yang menciptakan pesona pada lurus mimpimu. Betapa.
Ruang pada wajah, semburat lelah pada tenangku yang pecah, membuatku berkata
sekaligus bertanya pada jiwa : Apakah aku sedang mencinta. Mungkin iya.
Namun tak pernah kau dapati aku diam dalam mencinta. Takkan pernah.
. . .
Di tengah remang, rohmu melayang dengan sayap terkembang.
Ujarku tergenang pada rohmu yang tak lelah terbang : wahai engkau, aku sedang mabuk,
direnggut asmara di tengah luka yang pernah ada.
Aku hanya bisa bertutur pada rohmu.
Tak ada cara lain untuk lebih jujur tentang cinta yang direnggut asmara, yang tenggelam di
antara lautan kecewa.
. . .
Aku sedang mencinta.
Sekali lagi ku katakan : asmara telah merenggut semua.
Tertinggi capaian angan yang aku punya,
Tak pernah berhenti, walau nantinya kembali terluka.
. . .
Komentar
Posting Komentar