Mampukah Aku Menyudahi?
Penerang jalan
di ufuk kesudahan,
Bertahan hawaku
di tengah timbulnya kelemahan.
Tersayat
bentangku, diantar sukmaku oleh rimba kehampaan.
Tentangmu yang
terpikir di ujung jalan.
Tentangmu di
dalam pikirku sekarang tersimpan aman.
Kau membuatku
sungguh nyaman.
. . .
Sanggupku adalah
menatap,
Untuk kesekian
kalinya bisuku beranak tiarap.
Aku hampir saja
berlari namun bicaramu membawa harap.
Belajarku untuk
lupa membuat pengap.
Di hadapmu,
mulutku gagap.
Sekarang, di
antara kita tak ada gelap.
. . .
Asmara, masihkah
ia memiliki nama?
Jiwaku berkata
namamu ada, bahkan sama berjiwa.
Mampukah aku
menyudahinya?
Adalah tanya,
pertanda,
Dan matahari menertawakan
kita.
. . .
Kita adalah
percuma yang sia-sia,
Atau di antara
dunia tanpa nama, kita hanya bisa berkata,
Sempat terucap
dari bibir kita,
Dunia
menggelengkan persatuan kita.
. . .
Adilkah bagi
kita?
. . .
➽ Salam Penuh Cinta Dari Bravology
Komentar
Posting Komentar