Ketika



Tidak perlu engkau mengerti, aku sudah tahu diri.

Tidak perlu sedikitpun engkau pahami, aku sudah tahu diri.

Aku sudah terlalu banyak bermimpi tentang memiliki,

Namun aku tahu diri, 

Diri ini tak bisa mempertemukan mimpi dengan dirimu sendiri.

Aku sudah terlalu banyak menuliskanmu dalam setiap diksi,

Namun aku tahu diri, 

Diri ini tak mampu bertemu dengan bola matamu sendiri.

Aku sudah termenung dalam renung,

Namun aku tahu diri, 

Sujudku takkan mengindahkanmu untuk datang kemari.

Aku sudah terlalu lama terperangkap dalam harap,

Namun aku tahu diri, wujudmu takkan kekal dalam perandaianku kini.

Aku sudah terlalu lama merindu dalam lagu,


Namun aku tahu diri, pujaku takkan kau kenal dalam tapak kakimu 

kini.

Komentar

  1. waaah bagus puisi bro.. pas di terperangkap dalam harap itu mengingatkan ku pada si dia..wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman bersama dong ya? Haha. Terima kasih banyak atas waktumu untuk Infinity...

      Hapus
  2. Nice.. Bisanya org yg sk puisi cenderung romantis yah

    BalasHapus
  3. Nice.. Bisanya org yg sk puisi cenderung romantis yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu nilai plus sekaligus investasi :) Terima Kasih :)

      Hapus
  4. Wah.. ini bisa jadi lagu bro.. Mantap deh..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)