.bahagia



Tidak perlu bergurau dengan luka.

Jangan menawarinya lebih banyak racun.

Jangan mengingatkannya pada belati di pagi hari.

Jangan mengizinkannya lebih dulu untuk mati.

. . .

Tiba inginmu untuk tetap di sini. Bukan denganku,

Tapi dengan dirimu sendiri.

Di antara liang-liang yang kau anggap penjara,

Kau siap dengan asmara yang terhirup di antara kehampaan jiwa.

Kau bilang :

Di sini saja, jangan ke mana-mana.

Tapi mulutku berbicara :

Kamu harus pulang. Jangan di sini.
. . .

Membawamu pergi entah ke mana.

Mendapatimu bahagia,

Tak ada lagi setengah tawa.

Hanya ada dirimu dan rasa yang kau inginkan untuk terasa.

. . .

Aku di sana.

Kamu di sana.


. . .

Infinity mempersembahkan




Komentar

  1. Merelakan nya pergi dengan keputusan yg ia buat sendiri, meskipun itu terasa menyakitkan/mengecewakan bagi kita. Apa boleh buat? Ini juga demi kebahagian nya bukan? Hmm..
    Relakan.. dan ikhlaskan kawan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda peramal bukan? kok bisa baca pikiran saya ya, hahahaha. Agak curhat sih mas. Kebetulan ini salah satu tulisan yang mencampurkan semua emosi, jadi yaaa... begitulah

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)