Parau
Suaraku parau.
Tertinggal oleh kemungkinanku yang rantau.
Ditikam oleh nuansa, hitam ini dihalau.
Bagaimana mungkin hilang, kataku masih saja mengigau.
. . .
Takkan berubahku juga terpaku.
Diam sudah semestaku di hadapanmu.
Terlalu tertatih pintu gerbangnya.
Lidahku sudah terlalu kelu, karena aku sungguh rindu
. . .
Mengindahkannya dalam senjaku.
Mengobarkan ketidakmungkinan itu bukan keinginanku.
Jadikan aku patung di jendelamu,
Yang bernapas padamu tanpa engkau tahu.
. . .
MENUJU BERSINARLAH WAHAI MATAHARI!
Komentar
Posting Komentar