Masang Rai Gedhek Yo Ndes!



Masang Rai Gedhek Yo Ndes!

Buat anda yang kurang familiar dengan istilah "rai gedhek", anda pantas untuk tahu apa itu "rai gedhek". Ya, rai gedhek itu istilah yang dipakai untuk menggambarkan seseorang yang nggak tahu malu. Biasanya nih.. orang-orang itu langsung pada sensi ketika ada yang menyebut dirinya sebagai rai gedhek. Tapi, kali ini, saya akan mencoba memberikan pandangan baru tentang istilah rai gedhek.

Guys, rai gedhek itu nggak selalu mengarah ke hal yang negatif lho. Rai gedhek itu pantas dibutuhkan oleh semua manusia. Coba bayangin... Kalau nggak pasang rai gedhek, orang nggak akan bisa keluar dari cangkangnya. Orang bakalan terus-terusan hidup dalam cangkangnya. Orang bakalan menyimpan kemampuannya padahal kemampuannya pantas banget buat di eksplor.

Buat saya, masang rai gedhek itu harus menjadi modal bagi setiap orang untuk mengembangkan diri. Dengan rai gedheklah seseorang nggak malu-malu lagi untuk menunjukkan dirinya di hadapan orang lain. Dengan formula rai gedhek ini orang lebih berani untuk memberikan gagasannya. Untuk membentuknya, seseorang pasti membutuhkan waktu yang nggak sebentar. Seseorang harus senantiasa mengembangkan keberanian untuk tidak malu-malu lagi berbicara di depan orang, berani menunjukkan karyanya, berani tampil di depan umum dan sebagainya.

Modal yang satu ini bukan hal yang didapatkan secara instan. Siapapun bisa membentuk image rai gedhek yang 'gue' banget. Yang saya maksud sebagai rai gedhek yang 'gue' banget di sini adalah rai gedhek versi diri sendiri, rai gedhek yang dibentuk dengan kesadaran bahwa this is my style. Setiap orang memiliki caranya sendiri-sendiri untuk menunjukkan dirinya di hadapan orang. Setiap orang pun harus tahu batas-batas yang sungguh membentenginya dalam berperilaku.. Ya, istilahnya, lakukan apapun sesuai jalur yang benar. 

Saya pun masih belajar masang rai gedhek. 
Buat kamu yang mau belajar, this is the time for you to explore your self.
Let's be brave, guys !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)