Tampak Sujudnya

Verwante prent

Suatu kali ibu bercerita padaku bahwa ia pernah menangisi kami, anak-anaknya yang bandel dan tidak bisa dinasehati. Ia menangis di hadapan patung Bunda Maria setelah misa usai. Ia bertanya kepada Bunda Maria apa yang harus ia lakukan agar dapat menasehati kami yang masih belia. Dalam air matanya, ia merasa kebingungan. Ia meminta Bunda Maria untuk memberikannya cara. Di tengah amarah yang merah, ia tidak berhenti bertanya. Mungkin sampai lilin di hadapannya di santap serbuan detik, ibu bercerita tanpa titik. Bersama seluruh kesedihannya, sujud menjadi cara.


Ia iba pada kami yang masih belia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)