Wanita


Anggun tanpa harus gaun,
Bising tak ganggu hati yang hening,
Di muka apa adanya engkau ada,
Tutur enggan gugur, suara tak selalu dera.

Silakan dieja sekali lagi. Wa-ni-ta.
Di antara sukma yang tertata,
Padamu hening bertahta.

Rembulan pada kemeja,
Bagi mentari yang menari di tengah ramai kota.
Kapas yang melindungi panas baja,
Temaram bagi himpunan kemungkinan untuk karam.

Purnakan siku tak kenal laku,
Carilah ia di sebuah tempat dimana ia tersipu malu,
Pagi bagi kedatangan para palu,
Disiarkan sinar, pada matamu tersimpan nanar.

Ejalah berulang kali. Wa-ni-ta
Batu itu dinamainya keyakinan.
Setara bukan lagi tentang permainan.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)