Bersabarlah
Bersabarlah
Bila kebun binatangmu tumpah,
Kecewa ini takkan berlimpah.
Jerihku takkan menjadi hawa gerah.
Air mataku bukan buah jerit menyerah.
Amuk pencinta remuk.
Ku cintai lukamu yang penuh lekuk.
Sekalipun binatangmu mengajakku takluk,
Jauh pikirmu tak membuat tubuhku berubah tekuk.
Segala kemungkinan.
Bagimu, santun tuturku bukanlah perhiasan.
Buruk larangan yang ada kau jadikan alasan.
Sesungguhnya, aku adalah tumpuan.
Kau anggap aku serpihan tanpa kesan.
Bersabarlah,
Sebelum amarahku terlihat salah.
Aku tak ingin engkau resah dalam desah.
Bermimpilah wahai engkau yang begitu kucintai di tengah gundah,
Semoga Cinta ini tak mampu berpindah.
. . .
Untuk siapapun kamu.
. . .
Pict : www.prokuraturos.lt , Shutterstock
. . .
Untuk siapapun kamu.
. . .
Pict : www.prokuraturos.lt , Shutterstock
puisi yg bagus,, sudut pandangnya "aku" tegas bgt yaa,
BalasHapusTerima kasih, Victor. Puisi ini terasa begitu spesial buat saya, karena saya mulai memiliki wajah yang baru dalam hidup dan dalam proses pembaharuan ini, saya mau menegaskan siapakah "saya"... :)
Hapus