Kuat
Kelabu di antara rayu.
Di hadapku belukar kala pikirku terdiam kaku.
Besiku rapuh kala tidurku tergenang pada keluhku.
Inginku meragu dihiasi oleh ribu ide palsu.
Namun, semesta meradang.
Amarahnya ajakku berdendang.
Jalurnya melepas tiang-tiang kekang.
Sejenak, aku terdiam. Kuat ini hadir, menyapaku yang tertikam dalam kerang.
Transformasi, aksi.
Aku bukan kerdil untuk kali ini.
Menjadi gagah di awal terbitnya mentari,
Kepulanganku seolah memecah api yang membelenggu diri.
Menjadi kuat di petang hari.
Menjadi api yang berani berdiri di antara duri.
Melangkah di antara sepi yang terkadang menggigit sepi.
. . .
Mempercayai luka yang menjadi bagian dari pijakan diri.
. . .
Terima kasih atas kesetiaan dan apresiasi anda semua.
. . .
Terima kasih atas kesetiaan dan apresiasi anda semua.
Duduk terpaku memikirkan apa yang akan terjadi nanti,
BalasHapusSembari juga menimbang sekaligus memprediksi :)
Hapussepi bisa meneamni kita
BalasHapusSepi adalah teman tersembunyi :)
Hapus