Aku Membawakanmu Sebuah Rumah


Aku bukan hanya kepalaku. Dan bukan cuma telingaku.
Aku bukan kakiku, atau mataku atau rambutku atau hidungku.
Abaikan seluruh permukaan laut yang ada pada bola matamu.
Di rumah inilah, oasismu terbebas dari belenggu.

Saatnya membuka sebuah kartu.

Akankah lembah itu nampak pada liang-liang pikirmu?
Akankah akar-akar itu mau menjalar pada kesempatanmu?
Jangan lagi kau dapati pohon itu bertengger pada kepalaku.
Jangan lagi kau temui api yang bukan dari sang api.

Saatnya menghujanimu dengan teka-tekiku.

21-6-17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)