Udara Pada Setiap Cerita


Lorong ini penuh dengan lukisan. Akulah pelukisnya.
Lukisan-lukisan itu memuat udara.
Membingkai udara, lukisan-lukisan itu disebut benda hidup.
Jantung dari kumpulan problema.
Aku menunggu gerak nadi merangkai mimpi.
Menunggu hujaman sang waktu. Menunggu hingga aku binasa.
Wajah alam meliuk-liuk menandai ruang dan suasana.
Pertengkaran tiap sudut prakarsa,
Diantarnya aku pada liang dilema,
Gencatan asmara tawa dan air mata,
Digariskannya luka dan pembasmi luka,
Dihamparkannya napas pada sukmanya,
Aroma dari peradaban ada, dan mungkin tiada.


Seminari Kentungan, 6 Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)