Kadang, Aku Tak Mendapat Jawabannya


Merangkak di tengah hutan,
Sesak tak juga menuai tambatan.
Meneriakimu di antara dedaunan, jawaban…
Wajah alam mengelakkan adamu di antara dahan.

Dijemputnya aku oleh lubuk laut,
Turunlah aku padamu, namun palungmu tak mau.
Pada hujan aku menangisimu, acuh jadi acuanmu.
Dari balik sang surya, rembulan membiakkan tawa dan aku bertanya, ada apa?

Tanya itu mempertahankan aku.
Menyulut bungkamnya pertanda yang buta,
Uraikan aku dengan peluh yang mempertahankanmu hingga mati rasa,
Sudah kutanamkan duga yang membuat sumur-sumur menganga,
Dimana terkadang engkau ada, tiada dan mati rasa.


21:03, Seminari Tinggi, 14 Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

50 Penuang Cerita Dalam 1 Karya

Bersatu Dengan Salib (sebuah refleksi)

Melodi Setangkai Mawar (a short story)